DelikSumut | Samosir,-
Banjir bandang yang terjadi di Kenegerian Sihotang kecamatan Harian kabupaten Samosir pada Selasa malam 13 November 2023 telah melulu lantahkan setidaknya dua desa dari empat desa yang ada di Kenegerian Sihotang, yakni desa Dolok Raja dan desa Siparmahan.
Banjir bandang yang diperkirakan terjadi pada pukul 19.30 telah menghancurkan beberapa bangunan rumah masyarakat, beberapa bangunan tugu atau makam. Puluhan rumah masyarakat yang rusak dan tertimbun lumpur, satu buah bangunan sekolah paud dan kantor desa Siparmahan juga rusak.
SMP Negeri 2 Harian adalah salah satu bangunan yang paling parah kondisinya dimana hampir seluruh bangunan sekolah tertimbun lumpur dan bebatuan, kondisi ini telah membuat lumpuhnya seluruh aktivitas disekolah.
Desa Dolok Raja tampak hampir seluruh lahan pertanian masyarakat yang hancur, hal ini sesuai yang disampaikan oleh Sartono Sihotang salah seorang kepala keluarga yang rumahnya penuh tertimbun lumpur.Dalam penyampaiannya pada awak media DelikSumut.com beliau menuturkan,”saat berada didalam rumah
Sementara di desa Siparmahan, berdasarkan keterangan yang dihimpun dilokasi kejadian bahwa ada seorang ibu yang sampai saat ini belum ditemukan, yang diyakini tertimbun lumpur dan bebatuan juga pepohonan yang tumbang.
Dari Pantauan media DelikSumut.com diperkirakan lebih dari ratusan hektar sawah dan ladang masyarakat yang hancur. Tampak pula kerusakan jalan yang sangat parah adalah jalan kabupaten yang menjadi akses utama dari empat desa yang ada di Kenegerian Harian menuju kepelabuhan penyeberangan yakni pelabuhan Bonan Dolok menuju ke pelabuhan Pintu Batu.
Hampir seluruh saluran yang ada dipinggir jalan yang hancur, dan terlihat badan jalan yang tertimbun lumpur dan bebatuan.
Berdasarkan keterangan yang diterima, banjir terjadi akibat curah hujan yang sangat tinggi dalam durasi waktu yang panjang.
Banyak masyarakat yang berada disekitar lokasi kejadian mengeluhkan adanya penebangan hutan yang terjadi di daerah perbukitan yang berada tepat diatas desa Siparmahan, tepatnya yang ada di desa Partungko Naginjang di Baniara Tele.
Sebagaimana yang mereka sampaikan bahwa masyarakat desa Siparmahan sudah merulang kali menyampaikan keluhan dan rasa takut mereka kepada pemerintah akan akibat yang akan ditimbulkan atas adanya kegiatan penebangan hutan.
Sedikitnya ada tiga unit alat berat yang sudah bekerja dilokasi. Satu unit bekerja dilokasi hilangnya seorang ibu dalam usaha untuk mencari korban, satu unit bekerja membersihkan lumpur dan bebatuan yang menimbun badan jalan dan satu unit lagi bekerja untuk menormalisasi lahan sekolah SMP Negeri 2 Harian.
Ditempat pengungsian korban banjir bandang Sihotang yang berlokasi di Desa Pintu Batu Desa Rianiate sekira pukul 15:00 Wib dipantau awak media DelikSumut.com petugas medis terlihat tetap siaga ditempat pengungsian yakni digereja katolik pintu batu untuk melayani korban banjir bandang.salah seorang tim medis mengatakan para korban harus kita berikan obat-obatan dan para korban kita cek tensi dan diberikan vitamin supaya kesehatan tetap terjaga.
salah satu warga desa siparmahan bernama Amsrul Sihotang mengatakan ” sampai saat ini mereka belum berani kembali kedesanya dikarenakan takut terjadi banjir susulan sehingga mereka tetap bertahan ditempat pengungsian tetapi ada sebagian warga yang pulang untuk melihat situasi rumah dan ladang mereka pasca banjir bandang,tetapi mereka akan kembali lagi kesini nanti sore(tempat pengungsian),kata amsrul.
Ditanya tentang bantuan logistik,berbagai bantuan datang kepada kami korban banjir,saya tidak tau bantuan dari mana saja datangnya,untuk sarapan pagi dan makan siang kami tidak ada kendala,terang Amsrul.
Amsrul Sihotang juga menyampaikan terimakasih kepada semua relawan yang sudah memberikan bantuan kepada kami korban banjir bandang.(Sam86).