Deliksumut.com,Medan Labuhan
Seorang warga perumahan Komplek BTN Lingkungan XI Kelurahan Besar Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan , yang bernama Wak Dun (64) tewas tersengat listrik saat banjir melanda kawasan tempat tinggalnya.
Korban tutup usia akibat tersengat listrik karena berusaha memegang tiang listrik di saat berjalan melewati banjir.Takut terlicin sehingga dia berusaha memegang tiang listrik yang berada disisi jalan dekat mesjid tempat dia mengungsi akibat banjir melanda permukiman mereka.
Korban sempat kejang kejang dan dilarikan ke Rumah Sakit Esmun Marelan tetapi nyawanya sudah tidak tertolong dan meninggal dunia.
Jasad korban akan dikebumikan di tempat tinggalnya berlokasi di Bahari lingkungan X.
Banjir merendam Medan Labuhan akibat hujan deras serta drenase yang tidak lancar.Biarpun pemerintah sudah berusaha membuat Danau Retensi di Martubung tetapi tidak terlihat pengaruhnya sama sekali.Bahkan aliran air sangat deras masuk ke permukiman komplek BTN AL serta perumahan Mega Martubung Asri.
Seorang warga setempat menuturkan bahwa banjir kali ini sangat tinggi dimana pembuangan dari danau retensi yang dibuat pemerintah dalam hal ini pemko Medan belum mampu mengatasi banjir di Martubung ini.
“Apalagi air masuk dari blok yang terdekat di perumahan Griya Martubung dan langsung menuju perumahan BTN AL ini. ” ungkap warga.
Ketika awak media mengkonfirmasi kepada kepala lingkungan XI Bapak Amin mengungkapkan “Semoga tidak ada korban lagi. Karena itu, mari kita semua sama-sama meningkatkan kewaspadaan atas musibah yang terjadi di perumahan ini,” katanya.
Debit air masih tinggi hingga saat ini dan semoga kejadian ini menjadi yang terakhir di komplek mereka dan berharap agar pemerintah mau memperhatikan kondisi yang ada saat ini.
BANJIR MASIH MELANDA
Hingga berita ini tayang dan pengamatan awak media Deliksumut.Com di beberapa lokasi seperti di Kelurahan Besar dan Kelurahan Tangkahan masih belum ada penurunan debit air karena masih mengalir dari hulu dan aliran air sangat deras menuju perumahan .Sedangkan parit belanda yang saat ini lagi di korek oleh dinas SDABK tidak dapat menampung debit air yang begitu besar.
(Eko)